Tentang seorang laki-laki bernama Herjuno yang bermimpi aneh dan menganggap mimpinya itu sebagai suatu pertanda. Sahabatnya, Gus, yang tidak percaya pada hal-hal klenik seperti Herjuno menganggap mimpi Herjuno hanya hasrat terpendamnya saja. Karena Herjuno, mantan petualang cinta, sudah lama terjebak dalam pernikahan yang bisa dibilang tidak diharapkan dan di luar dugaan. Herjuno begitu percaya pada mimpi itu sampai-sampai mendatangi Ki Joko Kuncoro, paranormal kepercayaan keluarga besarnya, dan berkonsultasi padanya. Sejak itu, Herjuno memperhatikan semua perempuan yang ditemuinya. Suatu ketika bertemulah ia dengan seorang perempuan yang dipikirnya sebagai titisan Ratu Pantai Selatan. Pada suatu malam, di hotel terjadi kejadian yang cukup mistis dan membuat kewarasan Herjuno terenggut.
Dalam cerita Sang Ratu, selain hal mistis Intan juga menyinggung sedikit tentang para perempuan yang dijadikan bahan percobaan oleh laki-laki seperti Herjuno yang menggunakan kekayaannya untuk tujuan tertentu. Cerpen ini menggambarkan pembalasan seorang perempuan yang dipandang lemah, namun ternyata ia juga perempuan berdaya. Lewat sosok Herjuno pembaca dapat melihat sosok laki-laki petualang cinta yang mendapatkan balasan atas tindakannya.
Seperti yang tertulis di belakang kover, Sihir Perempuan menampilkan cerita-cerita lama, dongeng, horor, dan mitos yang disampaikan Intan Paramaditha dengan perspektif feminis. Saya senang dengan cara Intan menyampaikan cerita. Selalu berhasil membuat saya hanyut ke dalam cerita. Pun kagum dengan ide ceritanya yang tidak biasa. Intan begitu mahir menguntai kalimat secara manis dan memikat dalam kesederhanaan alur cerita. Karena itu, cerita-cerita dalam kumpulan cerpen ini mampu memukau pembaca dan menyenangkan untuk dibaca.
Membaca Sihir Perempuan membuat saya makin menyadari bahwa setiap perempuan memiliki sisi gelapnya sendiri dan memiliki caranya masing-masing dalam menahan atau menunjukkannya. Bagaimana cara mereka menyikapi kekuasaan, kesewenang-wenangan, tradisi/kebiasaan, aturan yang mengekang mereka dari keadaan bebas. Bagaimana mereka berperilaku di tengah-tengah keadaan yang memaksa mereka untuk melakukan atau tidak melakukan hal seharusnya. Bagaimana dan apa yang menyebabkan mereka menjadi tidak patuh.
Saya pikir yang membuat setiap cerita menarik adalah topik dan isu yang diangkat tidak cuma satu. Pembaca akan menemukan topik dan isu yang berbeda dalam satu cerita. Topik dan isunya sendiri begitu gelap, begitu dekat dengan keadaan sekitar kita, dan membahas persoalan hidup yang secara sadar atau tidak sadar (pernah atau baru saja atau bahkan masih) dialami oleh para perempuan.
Cerpen ini juga memiliki budaya dan tradisi yaitu karakter disini masih selalu mempercayai paranormal. Penulis juga menyampaikan dari cerita ini bahwa laki - laki apapun itu selalu mempermainkan perasaan perempuan. Walaupun penulis berhasil menyampaikan amanat cerita, menurut saya cerita ini tidak cocok dibaca untuk anak - anak.
Comments
Post a Comment